Dan
telpon berdering,
aku
tahu itu pasti darimu,
lagi
- lagi tak nyenyak tidurmu,
lagi
- lagi tak indah mimpimu,
"Aku
tak tahu lagi
siapa
yang masih sanggup bertahan
di
tengah malam,
kau
masih jadi sahabat terbaik malam kan?"
Ok,
aku selalu ada, seperti janjiku.
"Aku
kesana sekarang, tak apa kan?"
Dan
pintu terketuk,
kau
datang penuh peluh,
bukan
karena kau lelah berlari
tapi
karena letih hati.
"Aku
bermimpi.
Ada
dia. Disampingku, selalu.
Lalu
aku terbangun.
Aku
tahu, tentu dia tak ada disampingku.
Tapi
aku tak bisa berhenti mencarinya.
...
Bisakah
kau menyadarkanku?"
Kutatap
wajahmu sejenak,
lewat
dua mata itu, aku cukup tahu
seberapa
parah kau kehilangan arah
Tapi,
aku cuma bisa mendengarkanmu
aku
cuma bisa selalu ada
sisanya
selalu lagi-lagi tergantung dirimu
Kau
cukup tahu aturannya kan?
"Aku
tak kan lama disini,
aku
cuma butuh sedikit waktu,
sebelum
aku kembali pada realita,
berhenti
mengharapkannya,
kembali
pada yang menantiku."
Ya,
ya, ya,
lagi
- lagi kau selalu bisa mengatur hatimu,
hatimu
yang memiliki banyak ruang itu,
hatimu
yang sanggup membedakan tiap perasaan itu.
Kutunggui
kau sampai benar-benar terlelap.
Andai
aku pandai menyulap,
tentu
mimpimu kali ini tak lagi gelap.
Semarang - 2011
Mereka berkata bermimpilah agar kau termotivasi, tapi mereka lupa bahwa nightmare juga termasuk mimpi..
BalasHapusjempoL...
Hapusdipotong trus dikirim lewat TIKI ya jempolnya..
Hapus*sadis
kog aku ngerasa puisi ini nggambarin hidupku kmaren ya.. kmaren, bukan hari ini..
BalasHapus