Minggu, 18 November 2012

Jakarta, BAB 1.2


Kau mainkan lagu-lagu lama
mengiring jatuhnya beberapa tetes air mata

Aku penuh sepi,
duduk sendiri di tepi jendela
memandang ke kiri
menerawang kehidupan metropolis
mengenang hari-hari tertawa
meratapi jiwa-jiwa yang kehilangan makna

Lalu kau beranjak pulang
dengan lagu perpisahan :
"Walau sejenak bertemu
hanya sekilas memandang
cukup membawa kenangan
indah dan syahdu
...."

Hanya 1 senyum senang
ditambah 3 keping melati
yang bisa kuberikan,
tak apa kan?


Jakarta - 2012

6 komentar:

  1. "Hanya sekilas memandang cukup membawa kenangan" kenikmatan yang bisa saja hanya kita merasakannya..

    Btw, aku masih belum mudeng puisi ini, susah nebak..hehe

    BalasHapus
  2. tentang pengamen yang mengesankan...

    banyak pengamen unik di Jakarta, kalau pas beruntung ketemu, yang ga genah lebih banyak c, haha....

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya, aku juga pernah ketemu pengamen yan keren di Jakarta, sebuah grup lebih tepatnya..salah satu personilnya bertemu guru SD nya dulu di sana.. sang Guru merasa bangga..

      Tapi aku lebih tertarik dengan seorang bapak yang mengamen di warung belakang CitraLand Semarang.. lagu2 Ebiet dan KLA dibawakan dengan cemerlang.. uang yang ada di saku kananku beralih ke tangan beliau tak mengapa, aku puas meski hanya 2 lagu..

      Hapus
    2. sampai sekarang aku masih mencoba memahami sambil menerka-nerka puisi ini, belum juga bisa jelas dalam pikiranku..
      3keping melati itu uang logam bukan?

      *udah berapa kali baca ini???*

      Hapus
    3. iyup betul...

      puisi ga harus dipahami kok, yang penting bisa dinikmati,
      hahaha... =P

      Hapus
    4. tetep aja bikin aku penasaran sama makna di balik puisi ini..

      Hapus