Kau mainkan lagu-lagu
lama
mengiring jatuhnya
beberapa tetes air mata
Aku penuh sepi,
duduk sendiri di tepi
jendela
memandang ke kiri
menerawang kehidupan
metropolis
mengenang hari-hari
tertawa
meratapi jiwa-jiwa yang
kehilangan makna
Lalu kau beranjak pulang
dengan lagu perpisahan :
"Walau sejenak
bertemu
hanya sekilas memandang
cukup membawa kenangan
indah dan syahdu
...."
Hanya 1 senyum senang
ditambah 3 keping melati
yang bisa kuberikan,
tak apa kan?
Jakarta
- 2012
"Hanya sekilas memandang cukup membawa kenangan" kenikmatan yang bisa saja hanya kita merasakannya..
BalasHapusBtw, aku masih belum mudeng puisi ini, susah nebak..hehe
tentang pengamen yang mengesankan...
BalasHapusbanyak pengamen unik di Jakarta, kalau pas beruntung ketemu, yang ga genah lebih banyak c, haha....
ya, aku juga pernah ketemu pengamen yan keren di Jakarta, sebuah grup lebih tepatnya..salah satu personilnya bertemu guru SD nya dulu di sana.. sang Guru merasa bangga..
HapusTapi aku lebih tertarik dengan seorang bapak yang mengamen di warung belakang CitraLand Semarang.. lagu2 Ebiet dan KLA dibawakan dengan cemerlang.. uang yang ada di saku kananku beralih ke tangan beliau tak mengapa, aku puas meski hanya 2 lagu..
sampai sekarang aku masih mencoba memahami sambil menerka-nerka puisi ini, belum juga bisa jelas dalam pikiranku..
Hapus3keping melati itu uang logam bukan?
*udah berapa kali baca ini???*
iyup betul...
Hapuspuisi ga harus dipahami kok, yang penting bisa dinikmati,
hahaha... =P
tetep aja bikin aku penasaran sama makna di balik puisi ini..
Hapus